Inspektur Pesawat Angkat (Crane) – Sertifikasi BNSP

Facebook
Twitter
LinkedIn
Inspektur Pesawat Angkat

Di dunia industri, khususnya sektor konstruksi, pertambangan, pelabuhan, hingga manufaktur, penggunaan pesawat angkat (crane) sudah menjadi kebutuhan utama. Alat ini memindahkan beban besar dengan cepat dan efisien, tetapi juga menyimpan risiko kecelakaan yang tinggi jika tidak dikelola dengan benar. Inilah mengapa peran Inspektur Pesawat Angkat sangat penting. Untuk memastikan kompetensi, setiap inspektur crane wajib memiliki sertifikasi resmi dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi).

Artikel ini akan membahas secara lengkap apa itu sertifikasi BNSP bagi inspektur pesawat angkat, kompetensi yang dipersyaratkan, hingga manfaatnya bagi perusahaan dan tenaga kerja.

Apa Itu Inspektur Pesawat Angkat (Crane)?

Inspektur pesawat angkat adalah tenaga profesional yang bertanggung jawab melakukan pemeriksaan, pengujian, dan evaluasi terhadap kondisi crane agar selalu dalam keadaan aman dan sesuai standar. Profesi ini tidak hanya mengandalkan pengetahuan teknis, tetapi juga harus memahami regulasi, standar K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), serta aspek administratif seperti penyusunan laporan.

Mengapa Sertifikasi BNSP Penting?

Sertifikasi dari BNSP menjadi bukti resmi bahwa seorang inspektur crane memiliki kompetensi sesuai standar nasional dan internasional. Beberapa alasan mengapa sertifikasi ini penting:

  • Kepatuhan Regulasi: Wajib sesuai dengan aturan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dan standar keselamatan.
  • Mengurangi Risiko Kecelakaan: Inspeksi yang dilakukan tenaga tersertifikasi dapat mencegah kegagalan alat yang berpotensi fatal.
  • Meningkatkan Efisiensi Operasional: Crane yang terpelihara baik bekerja lebih optimal dan minim downtime.
  • Pengakuan Profesional: Sertifikasi BNSP memberi nilai tambah bagi karier seorang inspektur.

Persyaratan Menjadi Inspektur Crane Bersertifikat BNSP

Untuk mengikuti uji kompetensi, biasanya ada beberapa persyaratan utama:

  1. Pendidikan: Minimal D3/S1 teknik atau memiliki pengalaman kerja relevan di bidang pesawat angkat.
  2. Pelatihan: Mengikuti pelatihan resmi yang terakreditasi.
  3. Pengalaman Kerja: Telah bekerja dalam pengoperasian atau inspeksi crane selama periode tertentu.
  4. Dokumen Administrasi: KTP, CV, sertifikat pelatihan, pengalaman kerja, dan pas foto.

Unit Kompetensi Sertifikasi Inspektur Pesawat Angkat (Crane)

Dalam skema sertifikasi BNSP, terdapat 18 unit kompetensi yang wajib dikuasai oleh peserta. Berikut daftar lengkapnya:

  1. M.712035.001.01 – Melakukan Review Dokumen Teknis
    Menilai kelengkapan dan kesesuaian dokumen teknis sebelum inspeksi.
  2. M.712035.002.01 – Melakukan Identifikasi Klasifikasi Pesawat Angkat
    Menentukan jenis crane sesuai spesifikasi dan standar.
  3. M.712035.003.01 – Menerapkan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja
    Memastikan prosedur K3 dijalankan saat melakukan inspeksi.
  4. M.712035.004.01 – Melakukan Pemeriksaan Struktur
    Mengecek kondisi rangka, las, dan elemen struktural crane.
  5. M.712035.005.01 – Melakukan Pemeriksaan Kait Pemegang Beban (Hook)
    Memastikan hook aman digunakan dan bebas cacat.
  6. M.712035.006.01 – Melakukan Pemeriksaan Alat Bantu Angkat (Lifting Gear)
    Memeriksa sling, shackle, dan komponen lain.
  7. M.712035.007.01 – Melakukan Pemeriksaan Tali Baja
    Mengevaluasi kondisi wire rope, termasuk keausan dan kerusakan.
  8. M.712035.008.01 – Melakukan Pemeriksaan Bagian yang Berputar
    Menilai bearing, drum, dan komponen berputar lainnya.
  9. M.712035.009.01 – Melakukan Pemeriksaan Sistem Penggerak
    Memastikan motor, gearbox, dan mekanisme penggerak bekerja optimal.
  10. M.712035.010.01 – Melakukan Pemeriksaan Sistem Kelistrikan
    Mengecek kabel, panel, dan perangkat kontrol.
  11. M.712035.011.01 – Melakukan Pemeriksaan Indikator
    Memastikan alat indikator beban, sudut, dan posisi berfungsi.
  12. M.712035.012.01 – Melakukan Pemeriksaan Tabel Beban (Load Chart)
    Memastikan load chart sesuai spesifikasi pabrikan dan terpasang jelas.
  13. M.712035.013.01 – Melakukan Pemeriksaan Boom
    Mengecek kondisi boom, retakan, maupun deformasi.
  14. M.712035.014.01 – Melakukan Pemeriksaan Beban Pengimbang (Counter Weight)
    Memastikan counterweight sesuai standar dan terpasang aman.
  15. M.712035.015.01 – Melakukan Pemeriksaan Peralatan Pengaman
    Memeriksa limit switch, emergency stop, dan alat pengaman lainnya.
  16. M.712035.016.01 – Melakukan Pengujian Unjuk Kerja (Performance Test)
    Menguji crane dengan beban sesuai kapasitas.
  17. M.712035.017.01 – Membuat Evaluasi dan Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Pesawat Angkat
    Menyusun evaluasi teknis serta rekomendasi perbaikan.
  18. M.712035.018.01 – Membuat Laporan Hasil Pemeriksaan Pesawat Angkat
    Menyusun laporan resmi hasil inspeksi untuk disampaikan kepada pihak terkait.

Standar dan Regulasi yang Berlaku

Beberapa regulasi dan standar yang menjadi acuan dalam sertifikasi inspektur crane antara lain:

  • Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) No. 8 Tahun 2020 tentang K3 Pesawat Angkat dan Angkut.
  • Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait pesawat angkat.
  • ISO & OSHA Standards sebagai referensi internasional.
  • Manual dan rekomendasi pabrikan crane.

Dengan mengacu pada standar ini, inspektur dapat memastikan pemeriksaan sesuai aturan yang berlaku secara nasional maupun global.

Baca Juga: Sertifikasi Wajib! Calon Ahli K3 Pesawat Angkat & Angkut Resmi KEMNAKER RI – Jangan Ketinggalan!

Pentingnya Sertifikasi BNSP bagi Perusahaan

Bagi perusahaan di sektor konstruksi, migas, manufaktur, dan logistik, memiliki inspektur crane bersertifikat memberikan banyak manfaat:

  • Meningkatkan reputasi perusahaan karena mematuhi regulasi.
  • Mengurangi biaya kecelakaan kerja yang bisa sangat besar.
  • Memastikan kelancaran operasional proyek tanpa hambatan teknis.
  • Memenuhi syarat tender atau audit K3 yang mewajibkan tenaga kerja tersertifikasi.

Bagaimana Proses Sertifikasi BNSP Dilakukan?

Proses sertifikasi melalui tahapan berikut:

1. Pendaftaran & Verifikasi Dokumen
Calon peserta mengajukan dokumen persyaratan untuk diverifikasi.

2. Pelatihan Berbasis Unit Kompetensi
HSE SkillUp memberikan pelatihan terstruktur untuk meningkatkan kompetensi sesuai unit standar.

3. Asesmen Tertulis & Wawancara
Peserta mengikuti uji teori dan wawancara yang dilaksanakan oleh asesor kompetensi.

4. Penilaian & Rekomendasi
Asesor menyusun hasil asesmen sebagai dasar penentuan kelulusan kompetensi.

5. Penerbitan Sertifikat
Peserta yang dinyatakan kompeten akan memperoleh Sertifikat Kompetensi BNSP yang berlaku secara nasional.

Pelatihan & Sertifikasi di HSE SkillUp

Menjadi Inspektur Pesawat Angkat (Crane) yang bersertifikat BNSP bukan cuma tentang mendapatkan pengakuan profesional, tapi juga membawa tanggung jawab besar untuk memastikan keselamatan kerja dan efisiensi dalam operasional di lapangan. Dengan menguasai 18 unit kompetensi dan memahami berbagai standar regulasi, seorang inspektur dapat menjamin bahwa setiap crane yang digunakan itu aman, andal, dan sesuai dengan standar yang ada.

Di HSE SkillUp, kami menawarkan program pelatihan dan sertifikasi untuk Inspektur Pesawat Angkat (Crane) yang sudah sesuai dengan skema resmi BNSP. Program ini dipandu oleh instruktur berpengalaman dan asesor kompetensi yang bersertifikat.

 

Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)

Berlaku di Indonesia, namun banyak perusahaan global di Indonesia mengakuinya karena berbasis standar internasional.

Pelatihan membekali ilmu dan keterampilan, sedangkan sertifikasi menguji kompetensi untuk pengakuan resmi.

Bisa, asalkan punya pengalaman relevan dan memenuhi syarat administrasi.

Ya, regulasi K3 mewajibkan tenaga kerja bersertifikat untuk inspeksi pesawat angkat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *