Bayangkan setiap proses dalam industri—mulai dari ekstraksi bijih di tambang hingga pembangkit listrik—menyimpan jejak lingkungan yang panjang, mencakup emisi, penggunaan energi, hingga limbah yang dihasilkan. Life Cycle Assessment (LCA) menjadi alat penting untuk memetakan dan mengevaluasi seluruh jejak ini secara menyeluruh. Dalam konteks LCA pertambangan dan LCA energi, metode ini memberikan gambaran detail tentang dampak lingkungan di setiap tahap, sekaligus menawarkan strategi perbaikan yang terukur. Sejalan dengan tuntutan PROPER dan standar internasional ISO 14040/14044, pembahasan ini mengulas penerapan LCA di sektor pertambangan dan energi dengan menampilkan contoh nyata, data kuantitatif, serta analisis yang lebih mendalam dibandingkan artikel pesaing.
1. Masuknya LCA ke Dunia Pertambangan dan Energi
Menurut publikasi Media Nikel Indonesia, hanya sekitar 16 perusahaan pertambangan di sektor hulu yang sudah menerapkan LCA—padahal potensi manfaatnya besar, mulai efisiensi bahan, air, hingga emisi CO₂—dan bahkan ideal diterapkan dalam industri hilir seperti pengolahan nikel dan baterai listrik (source: Media Nikel Indonesia.)
LCA di sektor ini menjadi penting karena:
-
Harus mencermati dampak luas dari bahan baku hingga pasca-produksi (cradle-to-grave atau cradle-to-gate).
-
Menjawab tantangan kompleks seperti emisi besar, penggunaan energi tinggi, dan limbah berbahaya.
-
Mendukung penilaian PROPER dengan memastikan keberlanjutan material dan operasi di setiap tahap
2. Tahapan Umum LCA yang Ditempuh Industri
Sesuai standar ISO dan praktik baik yang telah diadopsi di pertambangan dan energi, tahapan LCA mencakup:
-
Definisi Tujuan & Cakupan
Menentukan batas sistem (ekstraksi, pengolahan, distribusi), unit fungsional, dan fokus target seperti emisi atau energi
-
Inventaris Data (LCI)
Mengumpulkan data material, energi, emisi, dan limbah di setiap tahap operasional, termasuk transportasi dan suplai energi
-
Analisis Dampak (LCIA)
Mengukur potensi dampak seperti pemanasan global, asidifikasi, penggunaan air, dan lainnya
-
Interpretasi & Rekomendasi
Memberikan rekomendasi teknis atau kebijakan seperti penggantian bahan bakar, teknologi efisiensi, atau manajemen limbah.
3. Studi Kasus 1: Pertambangan Batu Bara Cradle-to-Gate
Hasil penelitian LCA untuk pertambangan batu bara di Kalimantan Selatan menunjukkan:
-
Energi operasional dalam produksi 100 ton batu bara sub-bituminous:
-
Diesel: 1.486 TJ
-
Listrik: 32,63 TJ
-
-
Diesel menyumbang sekitar 90% dari total konsumsi energi (source:IPB Repository).
-
Dampak lingkungan:
-
Pemanasan global: 5.527 kg CO₂eq
-
Asidifikasi: 21.315 kg SO₂eq
-
Eutrofikasi: 5.727 kg PO₄eq (source:IPB Repository.)
-
-
Rekomendasi:
-
Beralih ke bahan bakar alternatif,
-
Mengadopsi teknologi pengolahan limbah yang ramah lingkungan,
-
Menggunakan peralatan ekstraksi lebih efisien—semua bertujuan mengefisiensikan energi dan mengurangi dampak lingkungan (source: IPB Repository.)
-
4. Studi Kasus 2: Industri Lithium Zero-Carbon
Vulcan Energy Resources melakukan LCA dari cradle-to-grave untuk produksi lithium hydroxide:
-
LCA ini mencakup lima kategori dampak: global warming, acidification, eutrophication, water use, dan land use
-
Hasilnya: emisi neto minus 2,9 ton CO₂eq per ton LHM, menjadikannya LCA global pertama untuk produk lithium dengan jejak negatif karbon
Baca juga: ♻️ Pernahkah Anda menghitung seberapa “hijau” produk atau proyek Anda?
Jawabannya ada di Life Cycle Assessment (LCA) — dan kami akan ajarkan cara melakukannya secara profesional.
7. Rekomendasi Praktis untuk Industri
Jika Anda bekerja di sektor pertambangan atau energi dan ingin menerapkan LCA:
-
Mulai dari studi partial: Misalnya, fokus pada energi operasional atau material utama sebagai pilot.
-
Gunakan software LCA terpercaya: seperti OpenLCA, SimaPro, atau GaBi; pastikan datanya mutakhir.
-
Kolaborasi lintas fungsi: engineering, operasional, sustainability, hingga logistik.
-
Tetapkan KPI spesifik: seperti “turunkan konsumsi diesel 20 %” atau “capai emisi negatif per ton produk”.
-
Laporkan hasil dengan transparan: termasuk dalam audit lingkungan atau klaim PROPER.
-
Evaluasi berkala: bandingkan LCA tahun sebelumnya–sekarang untuk track kemajuan nyata.
Langkah-langkah di atas akan jauh lebih efektif jika didukung oleh pengetahuan teknis dan keterampilan praktis yang mumpuni. Menguasai LCA pertambangan dan LCA energi bukan hanya soal memahami konsep, tetapi juga kemampuan mengolah data, menganalisis hasil, dan menerjemahkannya menjadi strategi keberlanjutan yang nyata di lapangan.
Untuk itu, mengikuti pelatihan dan sertifikasi kompetensi di HSE SkillUp dapat menjadi investasi strategis bagi profesional maupun perusahaan. Dengan kurikulum berbasis standar internasional dan pembimbing yang berpengalaman di industri, Anda akan memperoleh pemahaman mendalam tentang penerapan LCA, teknik pengumpulan data yang akurat, hingga pembuatan laporan yang sesuai persyaratan PROPER dan ISO 14040/14044.